Sabtu Pagi jam 09:30 WIB Lomba Hadroh Al-Banjari Se-Jawa Timur yang bertempat di halaman putri pondok pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo telah resmi dibuka oleh pengasuh pondok pesantren Darul Huda Mayak secara langsung. Pembukaan festival ditandai dengan pemukulan gong.
Sebelum dibuka, KH. Abdus Sami’ juga menyampaikan sambutan atas digelarnya fesban se-jatim tersebut. Beliau menyampaikan rasa senang dan berterimakasih terhadap semua pihak yang telah ikut berpartisipasi. Selain itu seribu permohonan maaf juga tersampaikan jika ada kekurangan dalam terselenggaranya fesban se-jatim tersebut.
Ditengah-tengah sambutan, KH. Abdus Sami’ juga bermauidhoh dengan cerita tentang Kaab bin Zubair. Beliau menuturkan bahwa dahulu seorang yang bernama Kaab bin Zubair, dia adalah salah satu dari orang yang paling membenci Rasulullah. Kaab melakukan berbagi fitnah yang dituduhkan pada Rasulullah bahwa apa yang diucap Rasulullah itu semuanya dalam kondisi mabuk, Rasulullah dituduh syakr dan mengeluarkan kata-kata yang disebut sebagai Al-Qu’an, maka dari itu Kaab menganggap Al-qur’an tak perlu diagung-agungkan.
Seiring dengan tersebarnya berita tentang fitnah tersebut, banyak orang-orang madinah yang kesal dan benci kepada Kaab dan menuturkan perihal fitnah itu pada Rasulullah langsung. Para shahabat sowan kepada Rasulullah untuk meminta izin jika bertemu dengan Kaab akan langsung menindak secara langsung untuk membunuh Kaab. Bahkan para sahabat meminta izin untuk diperbolehkan mencari Kaab sampai ketemu dan Rasulullahpun mengizinkan.
Setelah Rasulullah mengizinkan para sahabat, Kaab sendiri merasa terancam. Dia gentar kepada ancaman yang merujuk pada keselamatnya tersebut. Maka suatu hari di pagi buta Kaab menyengaja bersolek layaknya perempuan dan bercadar hitam memberanikan diri secara sembunyi-sembunyi untuk sowan kepada Rasulullah. Dengan penyamarannya sebagai perempuan itu, Kaab menanyakan pada Rasulullah tentang masalah Kaab bin Zubair yang sebenarnya itu adalah dia sendiri. “Apakah Kaab dimaafkan jika ia mengakui kesalahan yang ia lakukan? Apakah Kaab dimaafkan walaupun ia sudah memfitnah Rasul secara keji? Apakah Kaab diterima jika ia masuk islam walaupun kesalahan sudah besar sekali?” Rasulullah menjawab, “iya”
Seketika itu Kaab terperanjat dan membuka cadarnya. Ia menyatakan masuk islam dan terkagum dengan pribadi Rasulullah. Rasulullahpun juga senang dan memberikan hadiah kepada Kaab berupa burdah (selimut). Semakain senang perasaan Kaab atas pribadi Rasul, islam dan kaum muslimin, dan atas kelihaiannya dalam bersyi’ir, Kaab akhirnya membuat kata-kata yang ditujukan untuk memuji Rasulullah dalam bentuk sastra arab. Puji-pujian ciptaanya tersebut dikenal orang-orang dengan sebutan Sholawat Burdah, atau selimut. Hingga sekarang sholawat burdah sering dilantunkan oleh orang-orang muslim atas dasar kecintaannya pada Rasulullah SAW. Dari cerita tersebut, KH. Abdus Sami’ menuturkan bahwa itu sudah tentu menjadi bukti hukum bersholawat kepada nabi secara sunnah tahriri.
Setelah menyampaikan cerita tentang asal muasal sholawat burdah dan hukum bersholawat kepada nabi, KH. Abdus Sami’ juga menyampaikan manfaat sholawat. Beliau bertutur bahwa sholawat memiliki faidah dan manfaat. Sholawat bernilai ibadah sebagaimana perintah Allah dalam Al-Qur’an. Sholawat juga bermanfaat bagi kesehatan, memperlancar aliran darah. “coba nanti kalau ingin tahu buktinya silahkan dilihat apakah para peserta hadroh nanti ada yang stroke?” canda beliau disahut tawa meriah dari para penonton.